Monday, October 1, 2012

Searching for my own meaning of hijab.

Bismillah hir rahmaniraheem.

Alhamdullilah,

I wore hijab in public for the first time today.

I put on the hijab (tudung) today, because it has been 2 years since my reversion to Islam, and I want to continue making progress in Allah's path. Insyaallah.

In a way, I also want my fellow friends to start seeing me as a Muslim, not just another Chinese girl. I would hope they could now respect me as a muslim, and not assume that I do not care when anything concerning Islam happens. (* this came from the few times fellow housemates-who are Muslims themselves; have brought male friends into the house without making any prior announcements-as a result, i couldn't cover my aurat in time). Hence, my other motive of donning the hijab is- I want to be RECOGNIZED as a fellow MUSLIM. 

Donning the hijab today reminds me this:
 It doesn't matter where we are, we have a choice of whether to uphold the beliefs in our religion.
and subhanallah, what Islam teaches always have the meaning behind every actions and reactions.

Islam sees women as their treasure. Therefore one adorns the hijab to protect this treasure. A simple and common analogy would be like this: Why do people keep their most precious and most valuable thing hidden from the public's view?

we protect everything that's dear to us, and for a religion to acknowledge the beauty of women is a precious jewel to be protected, this is one beautiful quality of Islam. 



I wore hijab today, and i didn't regret it. I feel liberated from fitnah, and most of all,

I feel protected.




*any misgivings and lacking from my writing, please feel free to correct me. I appreciate all your advices, and  may Allah swt. shed His light of blessings to you. Insyaallah.


Monday, September 24, 2012

Seorang Cina Mencari Islam


Bismillah hir rahman hir rahim,

I wrote this piece of writing back when I was in College Foundation years, before I embraced Islam. There was a period of time, when I constantly woke up to the sound of azan from the college's Masjid. I was inspired by that to pen it into this piece.


Azan: bunga mekar di pagi subuh.
                Azan. Di pagi subuh yang masih menyembunyikan cahaya mentari, azan ini mekar dalam sayup.  Jiwa mana yang tak tersentuh. Dalam sejuk-sejuk yang menyenangkan, terbaring di atas katil, diriku masih tertutup mata, namun jiwaku mula terbangun. Insan yang melaungkan azan di masjid-masjid setiap pagi, mereka sungguh rajin beribadah kepada-Nya.

                   Alunan azan. Memanggil para umat seagama keluar dari selimut mereka. Kubayangkan seorang demi seorang terjaga daripada tidur lalu memulakan langkah ke penyucian. Mereka akan berwudhuk. Kadangkala dalam kemamaian, air sejuk membasuh diri mereka, mengangkat hadas kecil, bersaksikan Allah Taala. Ada yang bersolat keseorangan. Ada yang bedua, bertiga, berjemaah. Yang pasti, 2 raka’at yang ringkas itu penuh makna, solat terakhir dalam sehari yang dikerjakan seorang insan. Dan azan subuh inilah yang menyeru mereka ke arah kebaikan itu.

               Hatiku tersentuh. Inginku mengikut ibadah yang sungguh suci ini. Tanpa perlu berkata apa-apa, membuktikan apa-apa, diriku hanya perlu bersaksikan Allah Taala. Dan sujudku, doakku, hanya kepada-Nya. Ringkas, mudah, indah.


Allahu akbar Allahu akbar (Allah maha besar, Allah maha besar)
Allahu akbar Allahu akbar
Asy-hadu alla ilaha illallah (Aku menyaksikan bahawa tiada Tuhan melainkan Allah)
Asy-hadu allah ilaha illallah
Asy-hadu anna Muhammadar rasulullah (Aku menyaksikan bahawa Muhammad itu pesuruh Allah)
Asy-hadu anna Muhammadar rasulullah
Haiya’alas-solah (Marilah sembahyang)
Haiya’alas –solah
Haiya’ala l-falah (Marilah kepada kemenangan)
Haiya’ala l-falah
Assolatu khairum-minan naum (Sembahyang itu lebih baik dari tidur)
Assolatu khairum-minan naum
Allahu akbar Allahu akbar
La-illaha-illallah (Tiada Tuhan melainkan Allah)

               Penyudahan azan, sayu dan sebak tersangkut di dada. Ku tak mampu. Diriku tidak diberi agamaNya dan diriku tak layak menyahut seruan ini. Namun, betapa indahnya suara ini, betapa indahnya ibadah ini. Tiap azan bagai satu penutup ikrar seorang hamba kepada Penciptanya.

               Sejuk subuh itu, membawaku ke kalam tidur semula. Diriku akur. Mataku tertutup, jiwaku dibuai mimpi semula.
...............................................................................................................................
          “Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup Kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha  Besar.”

(Surah Al-Baqarah:255)